Help you calculate Your Motor Fact

Friday, December 16, 2016

Membedah Mesin Motor, Big Bang atau Screamer



Tes pramusim ajang MotoGP yang berlangsung di Valencia bulan November lalu memberikan sedikit gambaran bahwa mesin yang akan digunakan oleh pabrikan Honda pada musim depan akan menggunakan mesin Big Bang setelah sebelumnya menggunakan mesin Screamer. Pastinya sebagian penikmat ajang balap motor bergengsi ini muncul pertanyaan, apa itu mesin Big bang atau Screamer? Yuk coba kita bedah lebih dalam..


Sebenarnya istilah Big Bang atau Screamer, mengacu pada pola pendistribusian power yang diperoleh dari proses pembakaran mesin. Istilah Big bang atau ledakan besar digunakan untuk pola distribusi power secara pincang atau tidak merata dari beberapa piston mesin. Misalkan mesin yang menggunakan 4 silinder, maka tiap-tiap 2 silinder diledakkan secara hampir secara bersamaan sehingga dalam satu rotasi mesin terjadi 2 ledakan besar serta waktu jeda yang cukup lama. Sedangkan untuk jenis mesin Screamer, tiap-tiap silinder diledakkan satu persatu secara bergantian, sehingga dalam satu rotasi mesin, terjadi 4 ledakan kecil dengan jeda waktu yang sempit dan konsisten.


ilustrasi pola ledakan bigbang dan screamer

Masing-masing jenis tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan bro. Pada mesin Big Bang, ledakan besar pada saat piston diledakkan bersama-sama akan menimbulkan getaran yang cukup besar bagi mesin, sehingga mempengaruhi ketahanan komponen internal mesin dan mengganggu keseimbangan motor. Akan tetapi, jeda waktu yang cukup lama antar ledakan akan mempermudah rider mengontrol motor saat melakukan manuver, karena interval tanpa hentakan power tersebut cukup untuk memberi waktu bagi ban belakang untuk mencengkram aspal dan mengurangi spin atau sliding. Saat ini, hampir seluruh tim MotoGP menggunakan mesin dengan pola ini, karena tenaga motor MotoGP yang gila-gilaan tentunya membutuhkan kontrol maksimal.

Pada tipe mesin Screamer, power yang muncul terus menerus secara konstan akan memberikan beban belebih pada ban belakang. Karena power mesin akan mengalir tanpa jeda dan mengakibatkan ban cenderung mengalami sliding. Motor dengan mesin jenis ini akan memiliki karakter liar saat melahap tikungan. Namun kelebihan mesin Screamer, buka tutup throttle akan terjadi secara responsif, sehingga sangat cocok untuk rider yang agresif di tikungan. Contoh penggunaan optimal dari tipe mesin Screamer bisa kita lihat pada Marc Marquez yang mampu mengendalikan sliding liar dari motor RCV Honda di tikungan.

Sedangkan untuk motor jalanan, saat ini penggunaan tipe Screamer lebih mendominasi. Hal ini dikarenakan pola pembakaran yang kecil dan konstan akan meringankan beban mesin, yang pada akhirnya akan menunjang durabilitas atau ketahanan mesin. Tapi bukan berarti tidak ada yang menggunakan mesin Big Bang, Yamaha dengan motor R1-nya sejak tahun 2009 mengenalkan crossplane crankshaft yang menghasilkan pola ledakan Big Bang pada motornya, dan terbukti cukup sukses juga di pasaran.



So, brader sekalian udah lebih mengenal yak tentang Big Bang dan Screamer. Perlu diketahui juga, jika Honda benar-benar menggunakan mesin Big Bang musim depan, maka KTM akan menjadi satu-satunya tim yang menggunakan mesin Screamer dalam kompetisi MotoGP musim 2017 nanti. Jadi kita nantikan aja nih, lebih mumpuni mana, Big Bang atau Screamer.

0 komentar:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More