Hallo brader Motomath! Masih mengenai
race seri ke-6 gelaran MotoGP musim 2017 yang berlangsung di sirkuit de
Barcelona, Catalunya akhir pekan lalu. Race di Catalunya kemarin memang cukup
kontroversial bro. Layout sirkuit yang terus mendapatkan pernyataan pro dan
kontra dari para pembalap, mengakibatkan sesi kualifikasi dan race harus
diselenggarakan dengan layout yang berbeda dibandingkan sesi latihan bebas. Tidak
cukup sampai disitu, hampir seluruh pembalap mengeluhkan kurangnya daya
cengkram ban diatas lapisan aspal sirkuit de Barcelona.
Smith, gagal race karena terjatuh di FP4 |
Nah kontroversi-kontroversi
seputar sirkuit de Barcelona sebagai penyelenggara seri kemarin, akhirnya
menjadi sorotan tajam para pembalap. Salah satu pembalap yang paling tajam
mengkritik kurang sigapnya pihak penyelenggara adalah Bradley Smith. Smith yang
gagal mengikuti race karena mengalami cedera tangan yang cukup parah saat
terjatuh di sesi latihan bebas 4 memberikan pernyataan keras selepas race hari
minggu kemarin. “Saya harap kita (MotoGP) tidak akan kembali kemari. Disini (Catalunya)
adalah satu-satunya sirkuit yang tidak memberikan respon positif terhadap permintaan
pembalap dan komisi keselamatan” cetusnya. Pembalap yang memakai nomor 38 itu
juga menambahkan, “kita harus memberikan peringatan keras. Masih banyak negara
lain yang menginginkan MotoGP diselenggarakan disana. Situasi seperti ini tidak
boleh terulang lagi pada tahun-tahun mendatang”.
Perubahan layout sirkuit versi 2017 dan 2016 |
Memang semenjak tragedi
meninggalnya Luis Salom pada sesi latihan bebas Moto2 musim 2016 lalu,
persoalan keamanan di sirkuit yang berdiri pada tahun 1991 ini langsung mencuat
ke permukaan. Sesaat setelah kejadian Salom tersebut, beberapa pembalap
langsung angkat suara akan betapa dekatnya jarak dinding pembatas dengan
tikungan-tikungan yang memiliki potensi membahayakan seperti di tikungan ke-10
dan ke-13. Bahkan pembalap sekelas Valentino Rossi pernah mengeluhkan masalah
minimnya area rundown di tikungan tersebut. Namun pihak pengelola sirkuit
berkilah bahwa kontur lintasan tidak mungkin dirubah secara drastis terkait
dengan posisi tribun penonton yang tepat berada di balik tembok pengaman. Jalan
tengah akhirnya diambil, untuk mengurangi resiko tabrakan keras dengan tembok,
pada tahun 2016 layout lintasan MotoGP dirubah mengikuti layout lintasan F1
pada tikungan ke-10 dan ke-13 tersebut. perubahan tersebut tentunya tidak dapat
memuaskan semua pihak, maka pada musim ini, layout tikungan ke-13 diubah lagi
menjadi layout tahun 2017 yang digunakan pada sesi latihan bebas kemarin. Tidak
berhenti sampai disitu, keluhan para pembalap muncul deras setelah pada sesi
latihan bebas banyak pembalap yang terjatuh mengeluhkan betapa lambatnya
tikungan ke-13 versi baru tersebut. Akhirnya demi alasan keamanan, komisi
keselamatan MotoGP memutuskan mengembalikan kontur lintasan sesuai dengan versi
lintasan tahun 2016 (lintasan versi F1).
MM93, 5 kali crash korban licinnya aspal sirkuit |
Terlepas dari kontroversi seputar
bentuk lintasan, para pembalap tahun ini juga mengeluhkan kurangnya daya
cengkram ban Michelin di lapisan aspal sirkuit. Konon lapisan aspal di sirkuit
de Barcelona ini sudah berumur lebih dari 10 tahun, yang mana untuk ukuran
balapan sekelas MotoGP tentunya sangat tua. Licinnya lintasan sirkuit ini
dirasakan langsung oleh juara dunia MotoGP Marc Marquez. Pembalap tim Repsol
Honda tersebut harus merasakan tersungkur 5 kali dalam berbagai sesi sebelum
akhirnya meraih hasil posisi ke-2 dalam balapan. Kurangnya daya cengkram ban
juga menjadi salah satu faktor yang membantu Andrea Dovizioso meraih kemenangan
di sirkuit ini. “kami bukan yang tercepat disini, tapi pada saat balapan saya
merasakan bahwa semua pembalap kehilangan daya cengkram ban dan tidak lagi
fokus pada kecepatan” cetusnya.
MV25 kesulitan menaklukkan tikungan baru sirkuit Catalunya |
Pihak pengelola pun tentunya
tidak tinggal diam dengan semua keluhan pembalap. Seperti dilansir oleh www.crash.net, Joan Fontsere yang merupakan
direktur sirkuit de Barcelona menyatakan bahwa pelapisan ulang aspal sirkuit
akan segera dilakukan dalam waktu dekat. Sedangkan mengenai kontur tikungan,
Fontsere menyatakan “kami sudah berusaha memenuhi semua permintaan FIM dan
Dorna. 15 hari sebelum balapan diselenggarakan, kami mengundang para pembalap
untuk melakukan uji coba terhadap perubahan kontur lintasan yang kami buat,
namun tidak satupun pembalap hadir dan melakukan supervisi. Kami bekerja keras
sepanjang tahun (merubah layout lintasan) untuk kembali ke titik awal saat
balapan (kembali menggunakan layout tahun lalu)”.
Nah, itu tadi beberapa
kontroversi di sirkuit yang sudah menyelenggarakan grand prix sejak pertama
kali dibangun ini bro. Tentunya kita berharap supaya sirkuit legendaris ini
tidak hilang dari kalender balapan MotoGP di tahun-tahun mendatang yak, toh
pihak pengelola menyatakan siap untuk melakukan perbaikan. Sebagai pelajaran,
Spanyol yang sudah begitu matang sebagai penyelenggara aja masih bisa kena
masalah seperti ini, gimana negara-negara seperti Indonesia yang sepertinya
sangat ambisius untuk menjadi penyelenggara. Lebih baik jangan buru-buru dah,
siapkan dahulu semua infrastruktur dan sumber daya yang dibutuhkan. Lebih baik
lambat tapi siap, daripada cepat tapi berantakan. Bener nggak bro?
pict: www.motogp.com
0 komentar:
Post a Comment