Tes pramusim ajang MotoGP yang
berlangsung di Valencia bulan November lalu memberikan sedikit gambaran bahwa
mesin yang akan digunakan oleh pabrikan Honda pada musim depan akan menggunakan
mesin Big Bang setelah sebelumnya menggunakan mesin Screamer. Pastinya sebagian
penikmat ajang balap motor bergengsi ini muncul pertanyaan, apa itu mesin Big
bang atau Screamer? Yuk coba kita bedah lebih dalam..
Sebenarnya istilah Big Bang atau
Screamer, mengacu pada pola pendistribusian power yang diperoleh dari proses
pembakaran mesin. Istilah Big bang atau ledakan besar digunakan untuk pola
distribusi power secara pincang atau tidak merata dari beberapa piston mesin. Misalkan
mesin yang menggunakan 4 silinder, maka tiap-tiap 2 silinder diledakkan secara
hampir secara bersamaan sehingga dalam satu rotasi mesin terjadi 2 ledakan
besar serta waktu jeda yang cukup lama. Sedangkan untuk jenis mesin Screamer,
tiap-tiap silinder diledakkan satu persatu secara bergantian, sehingga dalam
satu rotasi mesin, terjadi 4 ledakan kecil dengan jeda waktu yang sempit dan
konsisten.
ilustrasi pola ledakan bigbang dan screamer
Masing-masing jenis tentunya
memiliki kelebihan dan kekurangan bro. Pada mesin Big Bang, ledakan besar pada
saat piston diledakkan bersama-sama akan menimbulkan getaran yang cukup besar
bagi mesin, sehingga mempengaruhi ketahanan komponen internal mesin dan
mengganggu keseimbangan motor. Akan tetapi, jeda waktu yang cukup lama antar
ledakan akan mempermudah rider mengontrol motor saat melakukan manuver, karena
interval tanpa hentakan power tersebut cukup untuk memberi waktu bagi ban
belakang untuk mencengkram aspal dan mengurangi spin atau sliding. Saat ini,
hampir seluruh tim MotoGP menggunakan mesin dengan pola ini, karena tenaga
motor MotoGP yang gila-gilaan tentunya membutuhkan kontrol maksimal.
Pada tipe mesin Screamer, power
yang muncul terus menerus secara konstan akan memberikan beban belebih pada ban
belakang. Karena power mesin akan mengalir tanpa jeda dan mengakibatkan ban
cenderung mengalami sliding. Motor dengan mesin jenis ini akan memiliki
karakter liar saat melahap tikungan. Namun kelebihan mesin Screamer, buka tutup
throttle akan terjadi secara responsif, sehingga sangat cocok untuk rider yang
agresif di tikungan. Contoh penggunaan optimal dari tipe mesin Screamer bisa
kita lihat pada Marc Marquez yang mampu mengendalikan sliding liar dari motor
RCV Honda di tikungan.
Sedangkan untuk motor jalanan,
saat ini penggunaan tipe Screamer lebih mendominasi. Hal ini dikarenakan pola
pembakaran yang kecil dan konstan akan meringankan beban mesin, yang pada akhirnya
akan menunjang durabilitas atau ketahanan mesin. Tapi bukan berarti tidak ada
yang menggunakan mesin Big Bang, Yamaha dengan motor R1-nya sejak tahun 2009
mengenalkan crossplane crankshaft
yang menghasilkan pola ledakan Big Bang pada motornya, dan terbukti cukup
sukses juga di pasaran.
So, brader sekalian udah lebih
mengenal yak tentang Big Bang dan Screamer. Perlu diketahui juga, jika Honda
benar-benar menggunakan mesin Big Bang musim depan, maka KTM akan menjadi
satu-satunya tim yang menggunakan mesin Screamer dalam kompetisi MotoGP musim 2017
nanti. Jadi kita nantikan aja nih, lebih mumpuni mana, Big Bang atau Screamer.
0 komentar:
Post a Comment