Help you calculate Your Motor Fact

Sunday, July 16, 2017

Fenomena Pemotor Alay


Hallo brader Motomath! Saat ini motor sudah menjadi alat transportasi utama di negara kita. Dengan sistem kredit uang muka rendah, harga motor jadi terjangkau untuk seluruh lapisan masyarakat. Hampir dalam setiap rumah dapat kita temui minimal satu motor terparkir di garasi. Fenomena ini sama sekali tidak buruk, mengingat moda transportasi umum di negara ini belum bisa diandalkan. Menjadi buruk bila penggunaan motor tersebut membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Setuju bro? Yuk kita bahas lebih dalam..

Mengendarai motor memang mengasikkan. Selain memicu adrenalin bagi para penghobi, menggunakan motor untuk bepergian bisa menjadi cara paling efektif untuk mencapai tempat tujuan. Selain lebih cepat sampai, juga lebih hemat dan irit bahan bakar. Akan tetapi, kendaraan beroda dua ini terkenal memiliki resiko berkendara yang tinggi. Selain karena rawan jatuh, pengendara juga tidak terlindungi bodi kendaraan seperti pada kendaraan roda 4. Nah untuk itu bro, kepatuhan pada aturan lalu lintas dan penggunaan perlengkapan keamanan berkendara wajib hukumnya bagi pengendara motor.

Jembatan penyebrangan tidak luput dari serbuan pemotor
Masalahnya, dalam beberapa tahun belakangan ini seringkali kita temui pengendara motor yang dengan sengaja melanggar peraturan lalu lintas maupun bersikap serampangan dan membahayakan di jalanan. Sebut saja mulai dari tidak mengenakan perlengkapan yang diwajibkan seperti helm, modifikasi yang tidak aman bagi kendaraan untuk digunakan, seperti melepas spion, membobok knalpot, mengganti lampu kendaraan dengan lampu yang terlalu silau dan lain sebagainya. Belum lagi perbuatan tidak bertanggung jawab seperti berkendara lewat jembatan penyebrangan, lewat trotoar pejalan kaki, adu balap di jalan raya atau cornering di jalan umum. Semuanya bermuara pada satu hal, yakni mental pengendara yang egois dan semaunya sendiri atau sering disebut pengendara alay.

Seperti kita sudah ketahui bersama, salah satu karakter bangsa kita adalah cenderung suka menantang peraturan bro. Semakin diatur, semakin banyak pula yang dilanggar. Lebih parahnya lagi, hobi melanggar aturan tersebut seringkali tidak dibarengi jalan pikiran yang logis sehingga malah membahayakan. Misalnya saja untuk aturan safety riding dimana pemakaian helm diwajibkan. Jika dipikir secara logis, penggunaan helm sebenarnya adalah kebutuhan untuk perlindungan diri sendiri. Tapi anehnya malah banyak pengendara yang enggan menggunakan helm kecuali di tempat-tempat yang sering diawasi polisi. Begitu juga dengan kelengkapan kendaraan seperti spion. Logikanya, penggunaan spion akan memudahkan pengendara untuk melihat situasi di sekitar kendaraan sehingga dapat melakukan manuver dengan aman. Tapi yang terjadi, banyak pengendara yang membiarkan spionnya terpasang dengan posisi dilipat tertutup hanya untuk mengantisipasi jika ada razia di jalan. Jika ingin berbelok, pengendara tipe ini akan berusaha menoleh-nolehkan kepala ke belakang untuk melihat situasi. Masih banyak lagi deh bro contoh-contoh ke-alay-an pengendara saat ini.

Dibawah umur, tidak memakai helm, bawa boncengan pula
Nah solusinya, solusi jangka pendek yang mudah tapi keras, adalah menggalakkan razia-razia kendaraan bermotor secara rutin sehingga para pengendara tidak akan merasa aman untuk melanggar peraturan. Solusi jangka panjangnya, adalah menanamkan pentingnya mematuhi peraturan lalu lintas bro. Salah satu caranya bisa kita tiru dari negara-negara lain yang lebih maju, dimana untuk mengikuti ujian SIM, seorang pengendara harus lulus sekolah mengemudi tertentu yang telah ditunjuk oleh pemerintah. Peraturan tersebut dibarengi dengan ketatnya ujian pengambilan SIM, sehingga tiap pemegang SIM dapat dipertanggungjawabkan skill dan kedewasaan mentalnya  dalam berkendara. Nah yang terjadi di negara kita, anak-anak yang belum memasuki usia dewasa diajari orang tuanya mengendarai motor untuk kemudian mengendarai motor tersebut dijalanan tanpa pengetahuan akan peraturan lalu lintas. Jika sudah memasuki usia kepemilikan SIM, pengendara tersebut akan membeli SIM dari calo sehingga tidak perlu mengikuti ujian kelayakan. Dengan sistem semacam ini, bisakah kita mengharapkan pengendara yang tertib dan sopan? Heheheh...

Selain itu, keberadaan klub-klub motor yang tertib dan mengutamakan penggunaan peralatan keselamatan dalam berkendara juga dapat menjadi contoh baik untuk pengendara-pengendara muda. Sehingga melanggar peraturan tidak lagi dipandang sebagai sesuatu yang "keren". Malah bisa memicu tren berkendara yang baik, sopan, serta patuh pada peraturan lalu lintas.

Itu tadi bro kira-kira permasalahan pemotor alay di negara kita. Semoga seiring kemajuan jaman, masyarakat kita makin terbuka pikirannya dan makin dewasa dalam berkendara dan menaati peraturan lalu lintas. Aaaminnn..


2 komentar:

Menurut gw ada salah satu cara ampuh agar orang2 lebih berhati2 dalam berkendara.. Yaitu memposting foto (disturbing picture) korban2 kecelakaan motor akibat tidak menaati aturan seperti yang diterapkan oleh rokok2 sekarang..

Sayangnya, orang Indonesia itu terkenal dengan censorship ga jelasnya dan bilang itu adalah hal tabu & ga etis atas nama agama

Seperti itulah kura-kura

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More