Help you calculate Your Motor Fact

Saturday, September 24, 2016

Bersiap Menyambut Juara Dunia Moto GP 2016


Event balap motor terbesar di dunia, MotoGP, sudah mulai memasuki babak yang paling menentukan. Dengan menyisakan 5 seri balapan (GP Aragon, GP Jepang, GP Australia, GP Malaysia, dan GP Valencia), praktis sudah mulai bisa dilihat siapakah yang memiliki peluang untuk menjadi juara dunia 2016. 


Pembalap yang memiliki peluang terbesar untuk menjadi juara dunia, tentu saja pimpinan klasemen saat ini, yaitu Marc Marquez. Pembalap tim repsol honda dengan nomor kebanggaan 93 ini memimpin dengan jumlah poin 223. Selisih 43 poin dari legenda MotoGP Valentino Rossi yang berada di peringkat kedua dengan poin 180. Seri balap tersisa, menyisakan beberapa sirkuit yang cukup disukai oleh sang baby alien. Diantaranya adalah  GP Australia, dimana Marquez menjadi juara seri tahun lalu, setelah mengalami DNF (Did Not Finished) pada musim sebelumnya saat posisi sedang memimpin balapan cukup jauh dari pesaing-pesaingnya. Sirkuit sepang yang menjadi tempat pelaksanaan GP Malaysia tidak kalah disukai oleh pembalap muda ini, dua musim sebelumnya MM93 berhasil menjadi juara seri disana, sedangkan tahun lalu mengalami DNF karena terjadi insiden dengan Valentino Rossi. Seri terakhir yang akan dilaksanakan di Valencia, juga kerap kali memberikan hasil positif kepada Marquez dalam dua musim terakhir. Menjadi juara seri pada musim 2014 dan meraih posisi 2 pada musim 2015. Dengan melihat track record sang baby alien di sirkuit-sirkuit tersebut, apalagi ditambah dengan semakin matangnya perhitungan pemuda berusia 23 tahun ini dalam menjalani race demi race dengan hati-hati, maka bisa kita bilang bahwa peluang Marq sangat besar untuk meraih mahkota ketiganya di kelas para raja tahun 2016 ini.

Valentino Rossi yang berada di peringkat dua, juga memiliki kans untuk meraih gelar juara dunia ke-sepuluhnya. Meskipun tertinggal cukup jauh dari perolehan poin Marquez, namun banyak hal yang bisa terjadi dalam 5 seri terakhir ini, karena musim balap 2016 terbukti berlangsung penuh kejutan. 
Bisa saja dalam sisa seri akan terjadi kejutan yang lebih besar lagi. Setelah gagal menjadi juara musim lalu dengan selisih poin yang sangat tipis dari Jorge Lorenzo, dimusim ini pembalap dengan nickname VR46 bangkit dengan konsistensi tinggi. Sangat disayangkan  Rossi mengalami 3 kali DNF, yakni terjatuh di GP Amerika, mengalami kerusakan mesin di GP Italia, dan terjatuh pada Race basah di sirkuit Assen Belanda. Selisih 43 poin dari Marquez memang cukup besar, namun siapa tahu kejadian musim lalu terulang, dimana terjadi perubahan posisi klasemen pada seri terakhir di GP Valencia.

Kita juga tidak bisa melupakan pembalap diposisi ketiga klasemen, yakni Jorge Lorenzo. Pembalap yang tahun depan hijrah ke Ducati ini mengumpulkan poin 162. Tertinggal 61 poin dari Marq Marquez dan 18 poin dari Valentino Rossi. Peluang yang ada sangat tipis,  kalau tidak  bisa dibilang mustahil.  Namun tetap menarik untuk melihat bagaimana Lorenzo mencoba bersaing dengan 2 pembalap teratas tersebut setelah mengalami musim terakhir yang sangat buruk bersama Yamaha. Tahun ini seringkali JL99 berkutat dengan susahnya menemukan setting motor yang pas untuk balapan. Walaupun jika berhasil menemukan setting yang tepat, pembalap yang lekat dengan logo PorFuera ini tetap mampu melesat jauh dari pembalap-pembalap lainnya.    

Siapapun juaranya, MotoGP 2016 telah menyuguhkan tontonan yang luar biasa bagi para pecinta balap. Perubahan-perubahan revolusioner yang terjadi musim ini terbukti menghadirkan kembali persaingan ketat yang sudah lama hilang dalam event adu balap terbesar di planet ini. Penyeragaman ECU (Electronic Control Unit) yang disponsori oleh Magnetti Marelli berhasil memperkecil gap antara pembalap pabrikan dan pembalap non pabrikan. Hal ini bisa terlihat dari betapa kompetitifnya tim non pabrikan sampai berhasil mengantarkan dua nama menjadi juara seri, yakni Jack Miller dan Cal Crutchlow. Begitu pula perubahan supplier ban dari Bridgestone menjadi pabrikan asal perancis Michelin. Karakter ban yang tidak bisa ditebak acapkali memberikan suguhan menarik dalam tiap seri yang ada, termasuk rontoknya beberapa pembalap unggulan dalam beberapa seri balapan akibat kesalahan dalam memprediksi perubahan karakteristik ban sepanjang balapan. Fakta munculnya 8 pembalap berbeda dalam 13 seri balapan yang telah berlangsung memberi bukti ketatnya kompetisi tahun ini. Jadi siapapun pemenangnya, layak kita sambut layaknya Raja dari para Raja.


Penulis : Malik Firdausi
25 September 2016

1 komentar:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More