Help you calculate Your Motor Fact

Tuesday, November 8, 2016

Plagiarisme vs Kreativitas


Kali ini yuk kita coba bahas masalah yang rada sensitif dan sepertinya lagi “hot” di dunia otomotif roda dua tanah air. Yap, soal plagiarisme atau peniruan/pencatutan suatu merk atau desain, atau dengan istilah kerennya, “barang kw”. Gimana nih pendapat brader-brader sekalian tentang eksistensi barang kw di dunia otomotif?

R9, Brand asli Indonesia yang menembus Moto3

Barang kw atau barang tiruan di negara kita sebenarnya sudah lama eksis. Kalo nggak percaya, coba tengok jaket-jaket kulit sintetis yang dijual di pinggir-pinggir jalan bro, dari jaman era orde baru sudah banyak ditemui tulisan “Dainese” atau “fox” terpampang disana, hehehe. Tapi saat ini kita hidup dalam era arus informasi yang begitu kencang dan luas. Merk-merk dagang catutan tersebut adakalanya terpantau oleh si pemegang hak merk, dan bisa jadi timbul tuntutan secara hukum. Seperti masalah yang gencar baru-baru ini, produsen knalpot Brock memampang jelas dalam website-nya tentang adanya barang tiruan yang beredar di beberapa negara, termasuk negara kita tercinta ini, dan mengancam akan mengambil tindakan tegas jika hal tersebut terus terjadi. Bahkan dalam penuturan Ronald Sinaga, pemilik www.duniamotor.com, produsen-produsen knalpot kelas dunia sudah banyak mengetahui dan memantau perkembangan pemalsuan merk dan desain knalpot mereka yang salah satu basis produksinya berada di Indonesia.

Respiro, Brand asli Indonesia yang menembus Moto2

Kasus yang tidak kalah panasnya, adalah desain helm dari salah satu produsen helm tanah air, yang secara gamblang menduplikasi desain merk helm terkenal di dunia. Tidak cukup hanya desain grafisnya, sampai desain eksterior helm pun dibuat serupa. Bahkan salah satu desainer grafis produsen helm tersebut yang ternyata adalah orang Indonesia, berteriak lantang di internet bahwa desainnya telah dicuri oleh pabrikan helm lokal tersebut.

KYT, Brand asli Indonesia yang menembus MotoGP tanpa menjiplak

Contoh kasus di atas bisa menjadi pelajaran bagus bagi kita. Sudah saatnya para penggiat otomotif di tanah air memahami pentingnya hak sebuah merk. Selain merugikan orang lain, pencurian sebuah merk akan mengakibatkan produk kita tenggelam oleh nama besar merk orang lain yang kita tiru. Sebagai contoh, jika produsen knalpot menggunakan merk orang lain untuk produknya, katakanlah “Akrapovic”, maka orang hanya akan mengenal produsen tersebut sebagai pembuat knalpot Akrapovic kw/palsu. Sedangkan jika produsen tesebut menggunakan merk dagangnya sendiri, misalnya “Knalpotku”, maka orang akan mengenalnya sebagai produsen knalpot “Knalpotku”. Dengan meniru merk dan produk orang lain, secara tidak langsung telah memasung kreativitas produsen itu sendiri. Dari segi bisnis, selain merugikan orang lain, tentu juga merugikan diri sendiri, karena produk kita tidak akan berkembang dan terkenal jika masih mendompleng merk orang lain.

Federal Oil, Brand oli lokal yang menembus Moto2


Ibarat dua sisi mata uang, sisi sebaliknya dari fenomena plagiarisme ini adalah konsumen. Produsen akan terus memproduksi barang kw/palsu selama permintaan terhadap barang tersebut masih tinggi. Kesadaran akan hak sebuah merk, tentu diperlukan disini. Jika para konsumen mengeluhkan akan tingginya harga-harga barang dengan merk impor, selalu ada alternatif untuk menggunakan produk lokal yang menggunakan merk dagangnya sendiri. Dengan kualitas yang tentunya lebih terjamin dibandingkan produk kw/palsu. Karena produsen yang menggunakan merk mereka sendiri, tentu lebih bertanggung jawab atas kualitas produksinya. Apalagi saat ini merk-mek lokal kita sudah hadir dalam berbagai segmen, mulai dari aksesoris motor, sparepart, hingga perlengkapan riding seperti helm, jaket, celana dan sebagainya. Dengan membeli barang-barang bermerk original lokal ini, secara tidak langsung kita telah membantu menghargai kreativitas produsen-produsen tanah air. Kita terhindar dari mendukung pemalsuan produk, dan kita turut mendukung kemajuan merk-merk lokal kita sendiri. Kurang OK gimana tuh bro, yuk tinggalkan kw!

0 komentar:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More